(Nancy Dixon, 1994) "organisasi adalah kemampuan untuk memanfaatkan kapasitas mental dari
semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan
organisasi”.
(Peter Senge, 1990) “Organisasi
di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna
menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir
baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di
mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn)
sesuatu secara bersama”
(Burky dan Perry, 1998) Organissasi adalah sebuah kesatuan yang terdiri
dari sekelompok orang yang bertindaksecara bersama-sama dalam rangka mencapai
tujuan bersama .
Organisaasi ditandai adanya kepemimpinan, dan hal ini
termasuk kedalam salah satu faktor penting bagi
keorganisasian, seperti ungkapan Davis yang
menyebutkan bahwa "Organization
is any group of individual that is working toward some common end under
leadership." (organisasi adalah suatu kelompok orang yang
sedang bekerja ke arah tujuan bersama dibawah kepemimpinan (Davis 1951)
Tiada
organisasi tanpa pemimpin. Courtois berpendapat bahwa "kelompok tanpa pemimpin seperti tubuh tanpa
kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau, anarki" (Oey Liang
Lee, "Kepemimpinan"; basis, XII-1, Oktober 1962: 5), dan lebih lanjut
dikemukakan bahwa "Sebagian
besar umat manusia memerlukan pemimpin, bahkan mereka tidak
menghendaki yang lain dari pada itu".
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada
yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai
berikut.
·
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
·
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
·
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
·
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti, pengambilan sumber
daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu
keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan
seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang
konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota,
orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Partisipasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan
semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung
kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif
setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan
berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang
harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan
mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok
yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha
mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti
keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan
mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Unsur-unsur partisipasi
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
1. Unsur pertama,
bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan
mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara
jasmaniah.
2. Unsur kedua
adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu
kelompok.
3. Unsur ketiga
adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari
rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of
belongingness”.
Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu
sebagai berikut:
1. Pikiran (psychological
participation)
2. Tenaga (physical
partisipation)
3. Pikiran dan tenaga
4. Keahlian
5. Barang
6. Uang
Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan
efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu:
·
Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu, waktu yang dimaksudkan
disini adalah untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan
tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa
diperlukan peran serta.
·
Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya
dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan
menimbulkan efek negative.
·
Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana
individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatu yang menjadi
perhatiannnya.
·
Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti
kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama
dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan
oleh komunikator.
·
Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal
balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami,
sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
·
Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam
melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
·
Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan
kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau
penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau
jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa
partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang
atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan
efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Organisasi Formal meliputi :
1. Organisasi Olahraga
2. Organisasi Sekolah
3. Organisasi Negara
Organisasi Informal Meliputi :
1. Organisasi Politik
2. Organisasi Sosial
3. Organisasi Mahasiswa
http://vivitardyansah.blogspot.com/2011/04/sejarah-organisasi.html
http://www.mdmc.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50&Itemid=64
http://arifpane.blogspot.com/2010/01/sejarah-organisasi.html
0 comments:
Post a Comment