Pakar manajemen
Hermawan Kertajaya pernah mengatakan bahwa di kalangan masyarakat
Mandarin ada system nepotisme yang tidak berkonotasi negatif. Dalam
nepotisme yang disebut GUAN SIE ada aturan mengutamakan kerabat dekat
untuk diajak kerjasama berkarya, namun reward dan punishment harus
dilaksanakan dengan konsisten. Bila anak kandungnya yang bertugas
menjaga toko mangkir, maka honorariumnya dipotong setara dengan
absennya. Rekruitmen pegawai dilaksanakan secara obyektif sesuai fungsi
dan kemampuannya. Bila kerabatnya belum mampu melaksanakan beban tugas,
lebih dulu dikirim ke pendidikan yang sesuai. Kekerabatan dalam guan sie
terasa lebih konsisten dan konsekuen terhadap aturan profesionalisme
kerja. Disinilah antara lain letak sisi keunggulan masyarakat Mandarin
dibanding pebisnis golongan lain. Bila ada warga Mandarin yang melakukan
manipulasi di sebuah organisasi/perusahaan akan terisolir dari
komunitasnya. Dengan demikian masyarakat yang berada dalam lingkungan
guan sie (nepotisme?) akan terdidik untuk berpikiran lebih dewasa dan
professional dalam berkarya. Sebaliknya dalam istilah NEPOTISME dan
KOLUSI mengandung pengertian negatif yaitu mementingkan kerabat terdekat
dengan menutupi kelemahannya serta tidak konsisten melaksanakan
punishment walau kerabatnya tidak kredibel atau melakukan
kesalahan/manipulasi.
Dalam lingkup nepotisme ini orang jadi manja, tidak dewasa dan sangat tergantung pada kerabat koneksinya. Suasana kerja tidak kondusif dan perasaan iri pegawai yang lain berkembang bagai api dalam sekam. Bila kepercayaan dan obyektifitas tidak terjaga, maka kemerosotan kinerja tinggal menunggu waktu saja. Dalam pengertian ini nepotisme menjadi penyakit berbahaya dalam tubuh organisasi. Nepotisme merupakan lahan subur untuk tumbuhnya bibit penyakit korupsi kanker bangsa.
Dalam lingkup nepotisme ini orang jadi manja, tidak dewasa dan sangat tergantung pada kerabat koneksinya. Suasana kerja tidak kondusif dan perasaan iri pegawai yang lain berkembang bagai api dalam sekam. Bila kepercayaan dan obyektifitas tidak terjaga, maka kemerosotan kinerja tinggal menunggu waktu saja. Dalam pengertian ini nepotisme menjadi penyakit berbahaya dalam tubuh organisasi. Nepotisme merupakan lahan subur untuk tumbuhnya bibit penyakit korupsi kanker bangsa.
0 comments:
Post a Comment