Wednesday, April 11, 2012

051. Komputer Harus Lancarkan Proses Belajar Mengajar

YOGYAKARTA, KAMIS - Komputer bukan sekedar alat atau teknologi yang harus dikuasai anak-anak. Membawanya ke dalam metode pembelajaran di sekolah berarti menjadikan komputer sebagai tools, alat yang harus bisa membantu proses belajar mengajar. Apalagi untuk anak didik SMP atau SMA, kata Guru SMAN 1 Yogyakata, Sewon Budi Setyono.
"Komputer itu harus membantu proses pembelajaran. Nah, kalau komputer itu di sekolah hanya dipindahkan masuk ke lab, itu salah. Salah besar kalau komputer itu sekedar alat untuk belajar komputer," ujar Budi di Yogyakarta, Kamis (24/7). Menurut Budi, sekolah sebagai institusi pendidikan harusnya semakin menyadari bahwa anak-anak sekarang sudah mengenal teknologi dari usia yang begitu muda. Dalam urusan teknologi, guru sebenarnya lebih ketinggalan dari anak-anak didiknya.
"Anak-anak sekarang jadi lebih canggih. Jadi kalau SMA itu masih ngajarin word, ya salah. Harusnya menyuruh mereka untuk memanfaatkannya untuk buat laporan, presentasi," tandas Budi. Budi yang sudah cukup lama menekuni multimedia pembelajaran sejak tahun 1993 mengatakan meski multimedia pembelajaran berperan meningkatkan efektivitas penyampaian bahan ajar, tidak semua topik pembelajaran dapat disampaikan dengan multimedia. Bahan-bahan yang biasanya peru disampaikan dengan multimedia adalah bahan-bahan yang sulit diamati, sulit dipahami, atau karena sekolah tidak memiliki alatnya. "Jadi jangan ramai-ramai harus lewat multimedia. Kalau bisa pakai lidi ngapain pake CD?" ujar Budi sambil tertawa.
Budi mengatakan, sebenarnya guru tidak perlu repot untuk mempersiapkan penggunaan teknologi dalam menyampaikan bahan ajarnya. Budi medorong para guru untuk membuat tim di antara mereka. Satu tim harus ada yang bertindak sebagai penulis naskah dan programmer. Penulis naskah adalah guru-guru yang tajam dalam penyusunan materi. Materi yang telah disusun kemudian diserahkan kepada para guru yang cukup menguasai komputer.
"Biasanya, guru-guru muda atau guru komputer," tandas Budi. Dengan demikian, juga bisa melatih guru bekerja sama dan bersinergi dalam mengajar anak didik. Selain itu, di antara guru sendiri bisa bertukar informas dan pengetahuan tentang mata pelajaran atau teknologi komputer, misalnya cara mengaplikasikan program tertentu secara maksimal.
Karena ketekunannya untuk mengawinkan teknologi dan dunia pendidikan, Budi pernah menjadi pemenang Lomba Inovasi Guru Nasional pada tahun 2004 dan 2005 yang diselenggarakan oleh Microsoft sehingga mendapat kesempatan untuk mengikuti event yang sama di tingkat regional Asia-Pasifik.
Di tahun 2004, guru fisika ini membuat multimedia untuk topik Gerak Melingkar sedangkan tahun 2005 untuk topik Fluida. Karena mengikuti lomba ini, Budi memperoleh kesempatan dari Microsoft untuk melatih para guru di wilayahnya untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam menyampaikan bahan ajar didukung oleh Microsoft dan Diknas setempat. Hingga saat ini sudah 1.280 guru yang diajarnya mulai dari guru SD hingga SMA, mencakup guru SLB dan SMK.
"Microsoft mensupport saya untuk melakukan pelatihan dan membuat training untuk daerah-daerah bekerja sama dengan diknas. Saya cari daerah sendiri dan membuat kurikulum sendiri. Saya ajarkan mereka membuat multimedia pembelajaran dan belajar memanfaatkan teknologi informasi," tandas Budi.
Budi menganggap pengalaman mengikuti Lomba Guru Inovatif Nasional sangat berharga. Di tingkat regional, dia dapat bertemu dengan guru-guru se-Asia-Pasifik untuk sharing pengalaman dan pengetahuan. "Di sana, kita bisa sharing, melihat kemajuan implementasi TI di negara-negara lain. Guru-guru juga dapat mengukur kemampuan dan bertukar software dan rahasia. Contoh Malaysia, mereka coba memaksimalkan Microsoft Excel untuk menyampaikan bahan ajar kimia dan fisika," tandas Budi. 

 
Caroline Damanik | Kamis, 24 Juli 2008 | 18:05 WIB

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment