Sunday, April 1, 2012

016. Tiga tingkatan kedewasaan

Stephen R Covey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People, menuliskan ada tiga tingkatan kedewasaan:
  • Dependent (bergantung) – Bayi
Selalu merepotkan orang lain, selalu memerlukan orang lain menolong dia. Mungkin usianya sudah tua, tapi tipenya selalu dependen, bergantung pada orang lain, selalu membutuhkan bantuan orang lain, seperti bayi tidak bisa mandiri.
Bayi itu lucu, tapi kalau sudah 40-60 tahun, kelakuan masih seperti bayi, sedikit ditegur, menangis, tidak bisa kerja, tidak bisa merenungkan firman Tuhan sendiri, selalu merepotkan orang lain. Itu bukannya lucu tapi menyebalkan.
  • Independent (mandiri) – Muda
Dia bisa mandiri, bekerja, mencari nafkah sendiri, membaca firman Tuhan sendiri. Tapi dia selalu merasa paling hebat, tidak butuh orang lain, ego yang sangat tinggi-kecenderungan anak muda.
Susah kalau kita punya pasangan hidup yang egois. Bekerja dalam pelayanan susah kali kita selalu menemukan orang yang paling hebat. No way! Tidak ada seorangpun hebat, hanya Tuhan yang hebat! Orang yang pada tingkat independent sering berkata, "Tanpa aku semuanya tidak jalan!"
Sudah saatnya gereja Tuhan harus terbuka, jangan merasa diri karismatik yang paling hebat. Semua aliran gereja punya sesuatu yang dahsyat. Karena Tuhan yang paling hebat. Amin!
  • Interdependence (kesalingtergantungan) – Dewasa
Ketika Tuhan menciptakan Adam, Adam sudah mandiri dan bisa mengatur taman Eden sendiri. Tapi Tuhan katakan, tidak baik dia sendiri.
Orang yang interdependent itu saling tergantung. Prinsipnya selalu "saling". Selalu bicara mengenai teamwork. Dia sadar perlu istri, teman, suami. Di kantor, dia membangkitkan tim yang kuat. Ketika memimpin, dia akan membangkitkan pemimpin-pemimpin yang lain. Prinsipnya adalah tidak ada superman di dunia ini, tapi super team!
Dia bisa masuk dan membawa Yesus kepada pejabat-pejabat, kampus-kampus, di pabrik-pabrik dia bisa masuk ke segala kalangan, dan mendemonstrasikan Yesus adalah Tuhan dalam kehidupan dia.
Orang interdependen ini sangat supel, sangat suka bekerja dalam tim.
Berbahagialah yang masih singel yang bisa menemukan karakter yang ketiga, dewasa.
Sekarang banyak orang yang karismanya tinggi tapi karakternya hancur. Di kampus-kampus banyak mahasiswi yang bisa dipakai. Kenapa? Karena karismanya tinggi tapi karakternya hancur.
Tubuh manusia adalah contoh kesalingtergantungan yang paling nyata. Untuk saling menelepon saja orang bergerak di seluruh tubuhnya.
Stephen Covey mengarang buku ini dan saya yakin seratus tahun lagi tidak akan ada buku sekuler yang bisa mengalahkan buku yang membahas mengenai karakter ini. Covey mengambil ini semua dari Alkitab.
Prinsip alkitab adalah prinsip saling! Saling membantu, mendoakan, mengokohkan, memberi, mengaku dosa. Prinsip saling adalah prinsip kesalingtergantungan. Orang yang dewasa bisa membangun teamwork karena karakternya sudah dewasa.
 
http://awasadawawan.blogspot.com/

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment