TEORI KEPEMIMPINAN
Secara
sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah
seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan
sesuatu (Apakah: nonton film, bermain sepak bola, dan lain-lain). Pada pengertian yang sederhanaorang
tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur
“mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan
sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan
ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak definisi yang
dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut
sudut pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang dikemukakan oleh
para ahli sebagai berikut :
1.Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhisekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2.Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
3.Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandangan yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi lain,para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai berikut: [1] Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan
antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya
terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan, [2] John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi
orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki. [3]
Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang
lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. [4]
Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain. [5] Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama.Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
Dari
beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari atau
sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi
kepemimpinan, yaitu:
a.Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1.Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2.Kemampuan mengarahkan ataumemotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3.Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b.Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan bahwakecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:
1.Kecakapan
memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai
daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang
berlainan.
2.Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3.Kemampuan
untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan
suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan
mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15).
Pendapat
lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur pokok
yang mendasarinya, yaitu : Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan
persepsi sosial (sosial perception), Kemampuan berpikir abstrak (abilitiy in abstrakct thinking) dan Memiliki kestabilan emosi (emosional stability).
Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di atas, dimana dia mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk
orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama, maka
menurut Burns (1978) kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga)
elemen dasar, yaitu:
1.Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relation consept),artinya
kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tidak
ada pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin. Dalam defines Locke,
tersirat premis bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui
bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut
mereka.
2.Kepemimpinan merupakan suatu proses,artinya
proses kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau
posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk membuat
seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang pemimpin harus melakukan
sesuatu.
Maka
untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat mengembangkan motivasi
pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi
responsive.
3.Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lainuntuk
mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha
mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan
otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan),
penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukrisasi
organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian, seorang
pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat membujuk para
pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka demi
keberhasilan organisasi (Bass, 1995. Locke et.al., 1991., dalamMochammad Teguh, dkk., 2001:69).
Ada tiga implikasi penting dalam kepemimpinan yaitu
1.Adanya bawahan atau pengikut
2.Kekuasaan
3.Aturan-aturan atau norma
1.Teori sifat (Thrait Theory)
Berpandangan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin.
2.Teori Prilaku (Behavior Theory)
Dilandasi
pemikiran bahwa kepemimpinan merupakan interaksi antara pemimpin dan
pengikut dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang menganalisis dan
mempersepsikan apakah menerima atau menolak pengaruh dari pemimpin.
Pendekatan prilaku ini menghasilkan 2 orientasi prilaku pemimpin yaitu
pemimpin yang berorientasi pada tugas (task orientation) prilaku ini
menampilkan gaya kepemimpinan otokratik dan prilaku pemimpin
berorientasi pada orang (people orientation) prilaku ini menampilkan
gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif.
3.Teori situasional (Situational Theory)
Teori yang menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam segala situasi.
0 comments:
Post a Comment